GenPI.co Kalbar - Disdikbud Kota Pontianak menggelar Festival Saprahan Pelajar Tingkat SMP se-Kota Pontianak untuk melestarikan dan mengenalkan budaya bersaprah kepada generasi muda.
Festival yang di Rumah Adat Melayu Kota Pontianak itu diikuti sebanyak 170 pelajar dari 17 SMP Negeri.
Kepala Disdikbud Kota Pontianak Sri Sujiarti menuturkan, penyelenggaraan festival saprahan sebagai wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Kota Pontianak.
Selain itu, untuk meningkatkan silaturahmi yang baik di kalangan generasi muda.
“Agar mengenal, memahami, dan bangga dengan budaya lokal,” ujarnya, Kamis (15/9).
Menurutnya, ada tiga orang juri yang ditunjuk dalam festival tersebut.
Ketiga juri itu, yakni sejarawan Kota Pontianak Syafaruddin Usman, pegiat budaya Rahmawati, dan penggiat adat istiadat Syarifah Maryanti.
“Sumber dana festival ini dibebankan pada APBD Disdikbud Kota Pontianak Tahun 2022,” tutur Sri Sujiarti.
Dewan Juri Festival Saprahan Syafaruddin Usman menjelaskan, ada beberapa aspek yang dinilai dalam lomba tersebut, yaitu tata boga dan tata busana.
Khusus tata boga, terang Bang Din sapaan akrabnya, yaitu tentang cita dan citra rasa kekhasan kuliner.
Sementara untuk tata busana yang akan diperhatikan etika penyajian.
“Etikanya itu yang dimaksud kesesuaian memadukan adat dan budaya serta cara mempersilakan tamu menikmati kuliner tersebut,” terang Syafaruddin Usman.
Ciri khas menu saprahan Kota Pontianak ketimbang daerah lain adalah bumbu yang terkandung kebanyakan percampuran menu Melayu dan timur tengah.
Menurut Syafaruddin, pengenalan budaya harus dilakukan sejak dini.
“Supaya anak muda tidak asing dan tidak canggung dengan budayanya sendiri,” pungkas Syafaruddin Usman. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News