Ine Aya’ Suara Samar Rimba, Opera Deforestasi Pertama di Kalbar

24 Agustus 2022 06:00

GenPI.co Kalbar - Opera Ine Aya' Suara Samar Rimba merupakan opera deforestasi pertama di Kalbar oleh Balaan Tumaan Ensemble dan World Opera Lab.

Opera tersebut pertama kali ditampilkan di Kabupaten Kapuas Hulu, lalu dilanjutkan di Pontianak Convention Center (PCC) pada 22-23 Agustus 2022.

Setelahnya, akan dilanjutkan di Jakarta pada 27 Agustus 2022.

BACA JUGA:  Parsley Luncurkan Album Baru, Edi Ajak Seniman Bangkit Berkarya

Direktur Artistik Balaan Tuman Ensemble Nursalim Yadi Anugrah mengatakan, karya tersebut terinspirasi dari warisan kebudayaan masyarakat Kayan Mendalam, Kapuas Hulu.

Komposer sekaligus penulis naskah Ine Aya’ itu mengungkapkan, pesan dalam opera tersebut tentang kerusakan alam.

BACA JUGA:  Teater Mendu Pontianak Bakal Menggelar Pementasan Putri Cahaya

Selain itu, menceritakan soal sejarah masa lalu, kerusakan yang terjadi hari ini, dan apa yang akan dipikirkan untuk masa depan.

"Yang sangat membanggakan, opera ini bentuknya produksi antara Balaan Tumaan di Indonesia, utusan di Kalimantan Barat dengan Word Opera Lab di Amsterdam Belanda," papar Yadi, Selasa (23/8).

BACA JUGA:  Nursalim Yadi Anugerah, Seniman Pontianak yang Mendunia

Tak hanya itu, seniman-seniman yang terlibat juga berasal dari berbagai negara, di antara Bernadeta Astari dari Indonesia yang berdomisili di Belanda.

Kemudian, ada Rolfe Dauz seorang Amerika-Philipina yang juga bermukin di Belanda dan Art Srisayam penari dari Thailand bermukim dan besar di Belanda.

Sementara dari Kalbar, ada Frisna Virginia sebagai penyanyi sekaligus pemeran Ane Aya’, kelompok musisi Balaan Tumaan Ensemble, dan masyarakat adat.

“Saat ini, tiga lokasi itu kami pikir cukup karena kami berbicara dari tiga level yang berbeda,” ujar Yadi.

Pertaman, di Desa Datah Diaan, Kapuas Hulu, tempat masyarakat adat tinggal, hidup dan tradisi yang menginspirasi karya tersebut muncul.

Kedua, dipentaskan di Pontianak, di lingkup masyarakat perkotaan sekaligus juga lekat dengan nlai-nilai tradisi di Kalimantan.

Ketiga, di Jakarta, tempat yang lingkup audiennya lebih luas.

“Tentunya dengan pemegang kebijakan yang kami harapkan bisa turut andil dalam kegiatan ini," tandas Nursalim Yadi Anugrah. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR