GenPI.co Kalbar - Kampung Melayu di tepian Sungai Kapuas, Kelurahan Benua Melayu Laut (BML) Kecamatan Pontianak Selatan, lekat dengan budaya Kota Pontianak.
Oleh sebab itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono tak mau kelewatan menikmati suasana pagi di kampung wisata itu.
Bersama warga setempat, dia mengitari gang-gang kecil sembari membersihkan sampah, menanam pohon, dan merapikan infrastruktur yang butuh perbaikan.
Edi juga melepas beberapa benih ikan sebagai upaya melestarikan kualitas air Sungai Kapuas.
“Ini juga sekaligus memantau persiapan dari Kampung Melayu dalam menyambut kedatangan Menteri Sandiaga Uno,” tuturnya, Jumat (8/7).
Masyarakat di BML diajak untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas lingkungan.
Menurutnya, ada nanyak nilai jual yang ditawarkan di Kampung Melayu BML.
Di bidang wisata misalnya, Kampung Melayu menyediakan homestay. Sebuah tempat penyewaan bagi pelancong untuk menginap.
Selain itu, pada perayaan hari besar, terdapat festival meriam karbit.
Selanjutnya, ada pula olahraga air, rumah batik kalengkang, dan kuliner khas Kota Pontianak.
“Uniknya, semua itu diinisiasi langsung dari para warga Kampung Melayu BML,” tutur Edi Rusdi Kamtono.
Dia menilai, kesadaran wisata dari masyarakat setempat membuat pelancong memilih untuk datang kembali.
Kegiatan ekonomi di daerah BML juga dinilai Edi semakin produktif karena memanfaatkan kearifan lokal.
Di antaranya mengolah makanan berbahan dari ikan dan menenun batik corak insang.
Edi yakin, jika kawasan tersebut terus dikelola secara baik, akan menjadikan Kampung Melayu BML sebagai destinasi wisata Kota Pontianak.
“Tentunya, Pemkot Pontianak terus membina dan memberdayakan masyarakat setempat. Budaya yang ada tidak boleh hilang, namun harus ditingkatkan kualitasnya,” tandasnya. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News